Jumat, 02 September 2016

SPP dan SPK Dx. Resiko Bunuh Diri dan Dx. Isolasi Sosial

Perilaku Bunuh Diri
Tindakan Keperawatan pada Pasien
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
1.      Isyarat bunuh diri
·         Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri
·         Meningkatkan harga diri pasien
·         Meningkatkan kemampuan pasien dalam menyelesaikan masalah
·         Melakukan pendidikan kesehatan tentang cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri
2.      Ancaman bunuh diri
·         Melindungi pasien
·         Melibatkan keluarga untuk mengawasi pasien secara ketat
Tabel Ringkasan tindakan resiko bunuh diri

Evaluasi Keperawatan
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien resiko bunuh diri dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien resiko bunuh diri.
Tindakan Keperawatan
1.      Ancaman/percobaan bunuh diri
a.       Tindakan keperawatan pada pasien percobaan bunuh diri
a)      Tujuan keperawatan
Pasien tetap aman dan selamat
b)      Tindakan keperawatan
Melindungi pasien dengan cara :
1)      Temani pasien terus-menerus sampai pasien dapat dipindahkan ke tempat yang aman.
2)      Jauhkan semua benda yang berbahaya (mis., pisau, silet, gelas dan tali pinggang).
3)      Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat.
4)      Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa Anda akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.
SP 1 Pasien : Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.
b.      Tindakan keperawatan pada keluarga pasien percobaan bunuh diri
a)      Tujuan keperawatan
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri.
b)      Tindakan keperawatan
1)      Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan pasien sendirian.
2)      Menganjurkan keluarga membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya di sekitar pasien.
3)      Menganjurkan keluarga untuk tidak membiarkan pasien sering melamun sendiri.
4)      Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur.
SP 1 Keluarga : Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba bunuh diri.
2.      Isyarat bunuh diri dengan diagnosis harga diri rendah
a.       Tindakan keperawatan pada pasien isyarat bunuh diri
a)      Tujuan keperawatan
1)      Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
2)      Pasien mampu mengungkapkan perasaannya.
3)      Pasien mampu meningkatkan harga dirinya.
4)      Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.
b)      Tindakan keperawatan
1)      Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2)      Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
(a)   Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
(b)   Memberikan pujian jika pasien dapat mengatkan persaan positif.
(c)   Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
(d)   Mendikusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien.
(e)   Merencanakan aktivitas yang dapat pasien lakukan.
3)      Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
(a)   Mendiskuskan denganpasien cara menyelesiakan masalahnya.
(b)   Mendiskusikan denganpasien efektivias masing-masing cara penyelesian masalh.
(c)   Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesikan masalah yang lebih baik.
SP 1 Pasien : melindungi pasien dari isyart bunuh diri.
SP 2 Pasien : meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
SP 3 pasien : meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri.
b.      Tindakan keperawatan pada keluarga pasien isyarat bunuh diri
a)      Tujuan keperawatan
Keluarga mampu merawat pasien yang berisiko bunuh diri.
b)      Tindakan keperawatan
1)      Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
-          Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah muncul pada pasien.
-          Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien yang berisiko bunuh diri.
2)      Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.
(a)   Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga jika pasien memperlhatkan tanda dan gejala bunuh diri.
(b)   Menjelaskan cara-cara melindungi pasien, yaitu dengan :
-          Memberikan tempat aman
-          Menjauhkan barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri
-          Selalu melakukan pengawasan dan meningkatkann pengawasan jika tanda dan gejala bunuh diri meningkat.
3)      Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan pasien melakukan percobaan bunuh diri dengan cara :
(a)   Mencari bantuan tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
(b)   Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan medis.
4)      Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien.
(a)   Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan.
(b)   Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/control secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
(c)   Mengajurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar, yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara pengguanaanya, dan benar waktu pengguanaanya.
SP 1 Keluarga : Mengajarkan kleuarga tentang cara melindungi anggota keluarga beresiko bunuh diri (isyarat bunuh diri).
SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien resiko bunuh diri/isyarat bunuh diri.
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan peluang bersama keluarga pasien resiko bunuh diri.

Pengkajian Isolasi social
Hubungan social
a.       Orang yang berarti bagi pasien
b.      Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
c.       Hambatan berhubungan dengan orang lain
Masalah keperawatan :
a.       Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
b.      Peran merasa tidak aman berada dengan orang lain.
c.       Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
d.      Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
e.       Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
f.        Pasien merasa tidak berguna.
g.      Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Anda tanyakan pada saat wawancara untuk mendapatkan data subyektif :
a.       Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang disekitarnya (keluarga atau tetangga)?
b.      Apakah pasien memiliki teman dekat? Jika ada, siapa teman dekatnya?
c.       Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
d.      Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya ?
e.       Apakah ada perasaan tidak aman yang di alami oleh pasien ?
f.        Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dan orang sekitarnya ?
g.      Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu ?
h.      Apakah pernah ada perasaan ragu untuk dapat melanjutkan hidup ?
Tanda dan gejala isolasi social yang didapat melalui observasi.
a.       Tidak memiliki teman dekat.
b.      Menarik diri.
c.       Tidak komunikatif.
d.      Tindakan berulang dan tidak bermakna.
e.       Asyik dengan pikirannya sendiri.
f.        Tidak ada kontak mata.
g.      Tampak sedih, afek tumpul.
Tindakan keperawatan
a.       Tindakan keperawatan pada pasien
1.      Tujuan keperawatan
a)      Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
b)      Pasien dapat menyadari penyebab isolasi social.
c)      Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
2.      Tindakan keperawatan
a)      Membinahubungan saling percaya
Untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien isolasi social kadang membutuhkan waktu yang lama dan interaksi yang singkat serta sering karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Oleh karena itu, perawat harus konsisten akan membuahkan hasil. Jika pasien sudah percaya dengan perawat, program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan. Membina hubungan saling percaya  dapat dilakukan dengan cara :
1)      Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
2)      Berkenalan dengan pasien.
3)      Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
4)      Buat kontrak asuhan : apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berpa lama akan dikerjakan, dan tempat pelaksanaan kegiatan.
5)      Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi.
6)      Tunjukan sikap empati terhadap pasien setiap saat.
7)      Penuhi kebutuhan dasar pasien jika mungkin.
b)      Membantu pasien mengenal penyebab isolasi social dengan cara :
1)      Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
2)      Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.
c)      Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman.
d)      Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan cara sebagai berikut.
1)      Diskusikan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain
2)      Jelaskan pengaruh isolasi social terhadap kesehatan fisik pasien.
e)      Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
SP 1 pasien : membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi social, membantu pasien mengenal manfaat berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan.
SP 2 pasien : mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama [perawat])
SP 3 pasien : melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua).
b.      Tindakan keperawatan pada keluarga
1.      Tujuan keperawatan
Setelah tindakan keperawatan, keluarga dapat merawat pasien isolasi social.
2.      Tindakan keperawatan
Keluarga merupakan system pendukung utama bagi pasien untuk dapat menbantu pasien mengatasi masalah isolasi social ini karena keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari. Tindakan keperawatan agar keluarga dapat merawat pasien dengan isolasi social di rumah meliputi hal-hal berikut.
a)      Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b)      Jelasakn tentang :
(1)   Masalah isolasi social dan dampaknya pada pasien.
(2)   Penyebab isolasi social.
(3)   Cara-cara merawat pasien dengan isolasi social, yaitu :
(a)   Bina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji
(b)   Berikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain, yaitu tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
(c)   Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
(d)   Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
c)      Peragakan cara merawat pasien dengan isolasi social
d)      Bantu keluarga mempraktikan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan masalah yang dihadapi.
e)      Susun perencanaan pulang bersama keluarga.
SP 1 keluarga : Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai masalah isolasi social, penyebab isolasi social dan cara merawat pasien isolasi social.
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien isolasi social langsung dihadapan pasien
Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien isolasi dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien tersebut.

Source :
Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App.Sc.2005. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Jangan jadi Plagiat..
Semoga Bermanfaat...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar